Benteng Moraya

 


Daerah persawahan Tondano, sejak lama dikenal sebagai salah satu kawasan wisata yang menyejukkan bagi wisatawan.
Terkenal dengan wisata kulinernya yaitu daerah ‘Boulevard Tondano” serta beragam tempat wisata di seputaran danau Tondano.


Kali ini kita akan berkunjung ke salah satu tempat wisata bernilai sejarah tinggi, yang juga terletak di kawasan ini yaitu Benteng Moraya.

Bangunan serupa menara pengintai dengan 4 lantai ini, menjulang tinggi seolah mengingatkan era kejayaan Tou Minahasa di zaman dahulu. Tempat wisata ini belum lama dibangun oleh pemerintah kabupaten Minahasa, setelah penemuan beragam kayu pondasi rumah orang Minahasa jaman dulu, serta waruga-waruga di tempat ini. Kini monumen benteng Moraya sudah dibuka untuk umum, bagi yang berminat untuk berkunjung serta belajar sejarah seputar suku Minahasa di zaman dulu, tempat ini wajib Anda kunjungi.

Relief Sejarah Orang Minahasa

Di sekeliling dinding luar monumen ini, terukir relief yang menceritakan bagaimana awalnya suku Minahasa terbentuk.

Dicat dengan warna merah bata, kita juga bisa menelusuri marga-marga orang Minahasa yang tentunya tetap terjaga hingga saat ini.

Pada beberapa bagian juga tampak ukiran yang menggambarkan perang Tondano, serta tulisan doa ‘Bapa Kami’ dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Relief di dinding bagian luar monumen Benteng Moraya yang memperlihatkan leluhur orang Minahasa, Lumimuut.

Perang Tondano sendiri merupakan kisah bersejarah lainnya yang menjadi sentral dari monumen ini.

Berdasarkan beberapa riset tulisan, menceritakan bahwa daerah tempat berdirinya monumen benteng Moraya ini, di masa lalu pernah terjadi perang akbar antara orang Minahasa melawan tentara kolonial Belanda. Perang yang terjadi di tahun 1800-an ini merupakan salah satu perang besar-besaran di masa tersebut.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Batu Pasak Wanua

Gunung Payung